Sebuah Catatan dan Pernyataan Pasca PKKMB FMIPA

Akhirnya, selesai juga PKKMB fakultas. Melewati 5 hari yang mengesankan bersama kelompok Riemann. Sebagai ketua kelompok, mohon maaf buat semua anggota yang mungkin haknya tak tertunai secara sempurna. Atau kewajiban saya yang tak terlaksana sepenuhnya.

Terima kasih semua, terkhusus buat mbak Devi yang sabar dan setia membina. Maafkan kami jika adik tingkatmu ini sering kurang sopan santunnya.

Terima kasih semua, insya Allah kita agendakan kumpul bareng lagi buat makan-makan, semoga dalam waktu dekat terlaksana.

Terima kasih, dan selamat berjuang semua..

Dari saya, Zuhair.

Untuk Chandra, Fikri, Alfath, Agista, Auliya, Cindy, Della, Diana, Ferizkha, Ferin, Kurnia, Meiha, Nadia, Neli, Putri, Sonya, Suci, Theresia, Valen, dan gak lupa mbak PJ Devi Nurwidya.

Semoga cita kita semua terwujud dalam balutan ridhoNya..

😊

(Buat yang anak fisika khususnya, siap-siap Kamafi lho ya..)

Atas Nama Perang Melawan Terorisme...


--Salahmu apa, kok dibunuh - -
✂️✂️✂️✂️✂️✂️✂️✂️✂️

 Atas nama perang melawan terorisme, tindakan sadis aparat membunuh dengan sadis anak negeri ini,

Siyono sang imam yg ditangkap oleh densus 88 saat berdzikir seusai Shalat maghrib di masjid dekat rumah nya..

Kini anak bangsa yang berprestasi itu dikabarkan meninggal saat diperiksa aparat..

Padahal anak bangsa yang juara sejak muda ini ditangkap dalam keadaan sehat wal afiyat..

Atas nama perang melawan terorisme, seorang terduga teroris ditembak di sebuah masjid di Sulawesi beberapa waktu silam..

Atas nama perang melawan terorisme, anak anak TK islam milik Muhammadiyah terteror oleh tindakan densus 88 yang mwnggeledah sekolah mereka saat jam belajar...

Atas nama perang melawan terorisme, praduga tak bersalah tak berlaku bagi anak-anak di negeri ini..

Atas nama perang melawan terorisme, HAM tidak lagi menjadi bahan yg dipertimbangkan dalam menembak terduga teroris..

Atas nama perang melawan terorisme, seorang anak negeri yang malang di tembak aparat saat shalat di Dompu...

Atas nama perang melawan terorisme, alQuran, kitab suci umat Islam, kitab suci yang menginspirasi para pahlawan negeri ini untuk mengusir penjajahan, ya Alquran itu menjadi Barang Bukti terorisme...


Kadang aku bertanya, siapakah mereka yang menjadi pasukan anti terorisme itu?

Sebagai rakyat yg mencintai negeri ini, mencintai rakyat ini, saya kadang bertanya: siapa yang memiliki proyek perang melawan terorisme ini...

Kadang saya bertanya, wahai para pejabat negeri ini, pak Presiden, pak Kapolri, kenapa OPM Papua yg jelas 2 membunuh tentara, membakar pos tentara, kenapa tidak kau sebut teroris?


Wahai pejabat yg diangkat oleh rakyat ini, digaji dengan pajak rakyat jelata, kenapa RMS Maluku, yg jelas jelas mengibarkan bendera selain merah putih, tdk kau Anggap teroris...

Wahai pejabat, wahai aparat, kenapa kau bunuh anak negerimu, tanpa engkau buktikan kejahatan nya di pengadilan..

Hari ini anak negeri dari desa terpencil Suyiono, meninggal dunia saat pemeriksaan,..

Entah besok siapa lagi?

Bahkan orang kampung nya pun tak tahu kesalahannya..

Rasanya menjadi muslim di negeri ini, sangat tertekan, terteror,... negeri yg dimerdekakan oleh para Kiyai dan Ulama,.. Menjadi kedamaian hidup sebagai seorang muslim yang taat di sini, hampir mustahil...

Khawatir suatu saat, moncong senjata densus mendoorr dan menembak ke arah muslim yg taat itu...


Semoga Allah menjaga negeri ini dari kejahatan orang-orang munafik, tamak yang menggadaikan ketaatan nya kepada orang asing....

#mencarikedamaian

🍎(Akrom Syahid, Jurnalis Media Islam An-Najah) 🍒

Kehidupan Kertas

Kumpulkan kertas dan tata ia sebaik-baiknya...

Hidup itu tumpukan kertas.

Entah hijau atau biru atau merah yang mewarnainya,

Itu pilihan kita.

Hmm, tapi mungkin ada dari kita yang mewarnai tetumpukan itu dengan putih tinta sejarahnya.

Anggap itu pilihannya. 😕

Pilihan saya?

Hitam yang jelas dan menjelaskan atau merah yang membara nyala.

Doakan saya,
Saya mengharap ridhoNya.

Pernikahan

Ini tentang janji yang lembut sekali namun mengguncang Arsy

"Saya terima..." 😅

Lucu sekali kau tadi,

Sah!

Gegunung Wilis turut menjadi saksi.

Dedaun pinus juga tersenyum pasti.

Indah sekali, ketika seorang yang sama sama cinta memandang mesra.

Kau tahu juga kan, Allah juga memandang dengan tatapan ramah untuk sepasang cinta yang berbunga ini...

Indah sekali 😊💑

Ummat Pertengahan

Islam.

Dan demikianlah Kami telah menjadikan kalian sebagai umat pertengahan.

(al-Baqarah [2]: 143)

Kalian adalah umat pertengahan (ummatan wasathan). Pertengahan antara umat Yahudi yang membinasakan para nabi dan antara umat Nasrani yang menuhankan nabi. Kalian adalah umat pertengahan dari sisi sejarah; kalian tidak datang di awal masa sehingga tidak memiliki latar belakang sejarah dan pengalaman bidup, tetapi tidak pula dihadirkan di akhir masa. Kalian datang sesudah umat terdahulu dan akan diikuti oleh generasi yang akan datang. Dengan demikian kalian mendapat ‘ibrah dan umat terdahulu dan memberi teladan bagi yang akan datang.

Kalian adalah umat pertengahan ditinjau dan letak geografis di muka bumi. Kalian tidak berada di ujung dunia, tetapi berada di tengah-tengah pusat peradaban. Agama kalian lahir di pusat bumi (umm al-qura); agar dari situ kalian membagikan hidayah pada umat manusia.

Kaian adalah umat pertengahan dalam beragama. Tidak mempentuhankan segalanya; batu, pohon, dan benda-benda angkasa seperti halnya agama onang-orang musyrik. Kalian juga tidak mengingkani adanya Tuhan, secara global maupun terperinci, seperti dilakukan oleh sebagian umat. Namun kalian menyembah Tuhan Yang Maha Melaksanakan kehendak-Nya (Qahhar), Mahaperkasa (‘Aziz), dan Maha Pengampun (Ghaffar).

Dalam penghidupan, kalian adalah umat pertengahan; tidak mengikuti gaya hidup orang-orang Yahudi yang glamor dan berlebihan, dan tidak pula meniru hidup umat Nasrani yang bergaya kependetaan, memutuskan diri dari dunia, dan menyiksa batin. Kalian memberikan hak bagi kehidupan jasad, sebagaimana bagi kehidupan jiwa.

Dalam kehidupan budaya, kalian adalah umat pertengahan. Kalian tidak seperti orang-orang Parsi yang hidupnya hanya untuk hiburan dan kesenian, dan bukan seperti orang-orang Romawi yang mengharamkan kesenangan dunia dari hidup. Kalian dapat menikmati keindahan yang mubah dan halal, yang mempunyai nilai manfaat dan berdaya guna dari segala jenis kesenangan hidup.

Kalian adalah umat pertengahan dalam akhlak; tidak melakukan perbuatan bangsa Barbar yang keji, melampaui batas, dan sewenang-wenang. Kalian juga bukan umat yang gampang menyerah dan hina di hadapan musuh, seperti mereka yang berkata, “Jika pipi kananmu ditampar, maka benikan pipi kirimu.” Kalian adalah umat yang memiliki kelembutan dan kesantunan bagi siapa yang berhak serta kejantanan dan pembalasan bagi siapa yang menindas; dan masing-masing mendapat perlakuan yang sepantasnya.

Dalam bidang ilmu pengetahuan, kalian adalah umat pertengahan; tidak menjadikan ilmu sebagai tujuan sebagaimana dilakukan oleh bangsa Yunani, bukan pula bangsa primitif yang tidak mengenal arti ilmu pengetahuan. Akan tetapi kalian menjadikan ilmu pengetahuan itu sebagai jembatan menuju keutamaan dan cara untuk meraih kebaikan dan kemenangan dunia maupun akhirat.

Dalam ibadah, kalian adalah umat pertengahan; tidak berpaling dari upacara penibadatan sebagaimana orang-orang fasik, tidak juga memberatkan diri melalui upacara-upacara penyiksaan diri seperti perbuatan para penghuni kuil yang ekstrim. Kalian beribadah secara adil, baik, dan berkualitas.

Dalam dunia pemikiran, ka1ian adalah umat pertengahan. Kalian tidak tenggelam di alam khayal dan imajinasi seperti kebanyakan para penyair; tidak juga jumud seperti para filosof yang membunuh perasaan dan menelantarkan intuisi sehingga jiwa mereka kering dan hati mereka menjadi keras. Kalian berjalan menelusuri hakikat, tidak memisahkan antara kekuatan dan kasih sayang, realitas dan keindahan, serta teks dan makna. Kalian berada pada posisi pertengahan di antara dua sisi, kebaikan di antara dua sisi keburukan, keselamatan di antara dua sisi kehancuran.

Allah telah memberikan taufik kepada Ahlussunah wal Jama’ah, sehingga tidak menganut mazhab “Qadariyyah” yang berpendapat bahwa segala yang terjadi adalah tanpa ada campur tangan qadha Allah, atau mazhab “Jabariyyah” yang berpandangan bahwa manusia tidak mempunyai kehendak, dalam pengertian bahwa mereka dalam keadaan “terpaksa” melakukan perbuatan mereka, baik ketaatan maupun kemaksiatan. Mazhab Ahlussunah wal Jama’ah menetapkan adanya ilmu Allah, qadha, qudrah, dan kehendak-Nya (masyiah), yang berarti bahwa manusia mempunyai kehendak, di bawah kehendak Allah SWT.

Ahlussunah wal Jama’ah berada pada posisi pertengahan dalam persoalan janji dan ancaman Allah. Antara pendapat Khawarij yang meyakini bahwa orang yang melakukan dosa besar hukumnya kafir, dan antara pendapat Murji’ah yang berpandangan bahwa selama orang masih dalam keadaan beriman, maka dosa macam apapun tidak akan membahayakan iman. Ahlussunah tidak menghukumi kafir atas orang yang melakukan dosa besar tetapi menggolongkan mereka sebagai orang yang fasik.

Ahlussunah wal Jama’ah berada pada posisi pertengahan di antana mazhab yang menafikan asma dan sifat Allah, dengan mereka yang menyejajarkan Allah dengan makhluk-Nya dalam bab ini. Ahlussunah wal Jama’ah menetapkan asma dan sifat Allah sebagaimana ditetapkan oleh Allah dan Rasul, tanpa mengatakan bagaimana (takyif) menyerupakan Tuhan dengan makhluk (tasybih) atau menafikan asma dan sifat Allah (ta’thil).

Allah tidak serupa dengan apapun, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat

(asy-Syûra 1421:11)

Mereka berada pada posisi pentengahan dalam persoalan cinta kepada Ahlul Bait, pertengahan antara sikap Nawashib yang mencela Ahlul Bait dan Rawafidh yang berlebihan sehingga mencela para sahabat demi cinta mereka pada Ahlul Bait. Ahlussunah mencintai Ahlul Bait namun mendudukkan Ahlul Bait pada kedudukan yang layak.

----------------------------------
Sumber: Nikmatnya Hidangan Al-Qur’an – Dr. ‘Aidh bin ‘Abdullah al-Qarni, M.A.

Perubahan

Darimana memulai perubahan.

Relung kecil diri ini berteriak.
Kau bukan dirimu yang kau impikan.
Kau bukan dirimu yang kau rencanakan.

Kau bukan hasil dari nuranimu.

Mencari kemana arah diri.
Mencari pelabuhan hati dan jiwa.
Mencari nurani yang terbawa angin rakus setan dunia.

Ohhh, dia disana kawan!
Dia selama ini kau hafalkan.
Namun begitu mudah dilalaikan.
Dia merindukanmu kawan!
Dia mencari hati yang siap menerima kebaikan.
Hati yang jernih tanpa angkara hina.
Hati mu sendiri kawan!
Yang telah kau tutupi dengan nafsu hina.

Ohh, masa kini yang terjadi.

Ohh, masa lalu yang berlalu.

Ohh, masa depan yang diimpikan.

Arahkan saya wahai Pemilik waktu.
Untuk mimpi yang tinggi.

Tegak Islam di bumi.

Atau,

Mati dalam keadaan diridhoi.

--------------------------------------------
Masjid Bilal, Karanganyar
08:14, 14 Januari 2015

Muhammad Zuhair

Tentang Jiwa

🎓Eh, tanggal 7 Januari 2015 kemaren, aku ikut kajian syaikh DR. Ayman Suwaid.

Kajian via layar laptop sih.

Mbahas tentang jiwa.

Ternyata yang selama ini disuarakan :

"Menjadi Diri Sendiri"
...
Itu gak bakal bisa diraih,

Ada 4 suara yang terus menyentak diri dari dalam dada.

1⃣ yang Syaithoony😈
- Menyuarakan pada kemungkaran dan menghindari ketaatan

2⃣ yang Nafsy 😒
- Menyuarakan pada kenyamanan diri dan berkutat pada rasa aman

3⃣ yang Malakaany 👳
- Menyuarakan ketaatan dan mencela diri yang berma'shiyat, mendorong taubat

4⃣ yang Rohmaany
- Menyuarakan rasa bersyukur pada segala karunia, mengingatkan bahwa ada Yang Maha Pengasih

Tinggal kita milih aja sih, mau ngikut yang mana. Yang pasti : kecenderungan yang sekedar 'manusiawi' hanya akan membawa ke lubang keburukan.

إن النفس لأمارة بالسوء إلا من رحم ربي...

اللهم إني راج من جميع رحمتك يا أرحم الراحمين